Jumat, 17 Februari 2017

PELITA HATI YANG LARA


Rasulullah SAW bersabda :
“Siapa yang membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan menganugerahinya hak untuk memberikan syafa’at kepada sepuluh orang keluarganya yang telah ditetapkan sebagai penghuni neraka,”
(HR. Ibnu Majah)
Pada catatan kali ini, saya akan mengulas beberapa poin penting dalam acara seminar “Motivasi Menghafal Al-Qur’an” yang diadakan pada tanggal 17 Februari 2017.

·    Belajarlah Al-Qur’an seperti belajarnya para shahabah, tidak lebih dari 10 ayat, namun beliau mendalami, mempelajari, dan mengamalkan ilmu yang terkandung dalam setiap ayat. Jadi tidak perlu cepat namun beberapa saat kemudian sudah lewat (lupa), namun resapi dan dalami makna yang terkandung di dalamnya jika ingin benar-benar paham isi Al-Qur’an.

·     Umat dikatakan jahiliyah, apabila tidak memiliki akidah. Jauh sebelum Islam datang, peradaban Mesir, Cina, India sudah maju dalam ranah pengetahuan. Akan tetapi, mengapa mereka masih dikatakan jahiliyah? Jawabannya 1, karena mereka tidak memiliki akidah. Contoh Mesir, siapa yang mereka sembah? Raja Fir’aun. Itulah mengapa meskipun mereka maju dalam konteks ilmu pengetahuan, akan tetapi masih dikatakan jahiliyah. Mengapa demikian? Karena kunci dalam segala hal adalah keimanan. Iman kepada Allah, Iman kepada Al-Qur’an.

.   Banyak metode yang kita temukan untuk membaca Al-Qur’an. Salah satunya adalah dengan cara menikmati ketika menghafal Al-Qur’an.  

.  Al-Qur’an sebagai perantara kita, manusia untuk berdialog dengan Tuhan Semesta Alam. Misalkan, apabila kita berbicara dengan orang yang kita sayang, bukankah waktu yang lama terasa sebentar? Lalu mengapa menghafal Al-Qur’an beberapa menit saja sudah merasa bosan? Mari kita renungkan...

.   Jika di hati seseorang tidak ada Al-Qur’an, Rasulullah mengibaratkan seperti rumah rusak yang penuh dengan tikus, kecoa, dan binatang menjijikan lainnya. Na’udzubillahi min dzalik

.    Sebenarnya, apa tujuan menghafal Al-Qur’an?
Untuk mendapatkan karunia (tsawab)
-  Untuk bermunajat, berdialog dengan Allah
-  Sebagai obat (as-syifaa’è banyak orang yang menyembuhkan penyakit mereka terutam penyakit     hati (maksiat) dengan Al-Qur’an
- Ilmu è sesungguhnya ilmu Allah tidak ada batasnya, teramat luas sekali cangkupannya, untuk itu  kita harus memahami ilmu-ilmu yang ada dalam Al-Qur’an
- Amal è untuk mengamalkan ilmu yang kita dapatkan

·     10 kaidah utama dalam menghafal Al-Qur’an :
-          Ikhlas
-          Tekad yang kuat è dalam artian tidak sekedar ikut-ikutan.
Semisal, saya ingin menghafal Al-Qur’an agar bisa menjadi keluarga Allah dan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dikhususkan
-          Memahami kemuliaan Al-Qur’an
-          Amalkan hafalan
-          Tinggalkan dosa
-          Berdo’a
-          Memahami makna ayat
-          Tajwid yang benar
-          Tilawah yang kontinyu
-          Sholat khusyu’ è terapkan hafalan dalam bacaan shalat

·      Ketika menghafal Al-Qur’an, harus punya rencana yang jelas :
-          Kapan mau hafalan
-          Luangkan waktu setiap harinya untuk menghafal, bukan SISAKAN, tapi LUANGKAN
-          Mulai dengan juz yang mudah terlebih dahulu 30, 29, 28, 1, 2, 3
-          Mengulangi 1 ayat minimal 10 kali
-          Setorkan hafalan
-          Membawa mushaf kecil selalu
-          Tidak menambah hafalan kecuali juz sebelumnya sudah benar-benar hafal dan lancar

·      Kiat-kiat supaya hafalan tidak cepat hilang adalah dengan cara diulang-ulang berkali-kali bahkan ribuan kali karena waktu kita menghafal Al-Qur’an adalah sampai kita meninggal.
·    Ilustrasi hati è bayangkan selembar kertas dengan bercak tinta memenuhi permukaannya, apakah bisa kita menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an di kertas itu pula? Tentu saja tidak, jika pun bisa, pasti akan sulit untuk dibaca. Lalu bagaimana jika kita ingin menulis ayat-ayat Qur’an disana supaya bisa terbaca?? Jawabannya : BERSIHKAN TINTA ITU atau MINTALAH KERTAS BARU
Kertas ibarat hati, tinta ibarat dosa.   






Rabu, 15 Februari 2017

HARAPAN BAGI PEMIMPI(N) MASA DEPAN

Sosialisasi LPDP hari ini cukup memberikan pencerahan terutama berkaitan dengan masa depan. 
Apa sih LPDP? Okay, u can search by your self here http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/
Sebenarnya, untuk mendapatkan beasiswa itu mudah, sangat mudah. Ini tergantung maindset dari masing-masing individu. Apabila kita tananamkan di maindset kita bahwa mendapat beasiswa itu mudah, pasti akan mudah. Begitu sebaliknya, jika kita perpikir itu susah, ya bakal susah. Jadi, maindset itu penting.

Adapun nilai-nilai LPDP yang tadi dijelaskan ada 5 macam : 
- Integritas
- Profesionalisme
- Sinergi
- Pelayanan
- Kesempurnaan
Disini tidak akan dijabarkan panjang lebar, karena all about it (LPDP) tertera di website yang telah disebutkan di atas.

Nah, apa sih kiat-kiat untuk lolos dalam LPDP?
Sejatinya yang dicari oleh LPDP adalah kepemimpinan, orang yang bermental, kader-kader pemimpin Indonesia di masa depan. Indonesia tidak mencari orang-orang yang pintar, namun dangkal dalam permasalahan.
Selain itu, cara mengolah kata sangat diprioritaskan jika ingin mudah dalam interview. Mahir dalam mengolah kata saat memberikan pernyataan sangat penting untuk meyakinkan lawan bicara.

Jika berbicara mengenai saingan, karena ini adalah program pemerintah yang didukung oleh 4 Menteri Indonesia, tentunya banyak sekali. Namun tahukah kalian bahwa saingan terbesar adalah diri kita sendiri? Ya, DIRI SENDIRI. Apabila kita yakin, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, tidak ada namanya kemustahilan. Nothing impossible.

Katanya, kita tidak bisa mengubah masa lalu, namun kita bisa menentukan ke mana arah masa depan. We can! If we think we can...