Senin, 24 Juli 2017

NOTES FROM GONTOR

Think different, make a different thing.
Kata-kata di atas hanya sebuah slogan untuk mengobar semangat, terutama untuk si penulis. Masa muda itu katanya masa paling kritis dalam sejarah perjalanan hidup manusia, karena sudah jelas masa muda lah yang nanti akan menentukan masa depan manusia. Ini hanya logika umumnya saja, meskipun masa depan seseorang tetap sudah ada yang menentukan. Namun, takdir orang juga bisa diubah loh, dalam artian, kita yang memegang setir dalam kendaraan menuju masa depan. Yap, kita sopirnya, jadi terserah kendaraan itu mau dibawa kemana. Kalo sopirnya lalai dan malah kendaraan jadi nyusruk ke selokan, yaaa di tempat itu berarti muaranya, apalagi kalo si sopir gak mau memperbaiki mesin mobil dan melanjutkan perjalanan, sudah dipastikan akan menjadi penghuni selokan. Gak kebayang kan? Euww -_-

Hari sabtu kemarin, ada acara namanya LK (Latihan Kepemimpinan) yang memberikan banyak motivasi kehidupan. Salah satunya tentang bagaimana cara untuk meraih kesuksesan, yaitu  bahwa untuk mencapai kesuksesan tidaklah instan, butuh banyak perjuangan juga jatuh berkali-kali agar sampai pada tujuan. Yang terpenting adalah "PUNYA TARGET".
Ini cuma beberapa kutipan aja sih :

  • Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan. 
  • Kita harus selalu berhusnudzon kepada Allah. Karena tidak selalu apa yang menurut kita baik juga baik menurut Allah, bisa jadi malah hal yang menurut kita buruk, itu yang terbaik dari Allah.
  • Gak ada ceritanya dalil itu keubah sendiri, Allah sudah menyebutkan bahwasannya inna ma'al 'usri yusro setelah kesusahan pasti ada kemudahan, bukan inna ma'al 'usri 'usro setelah kesusahan pasti ada kesusahan. Itulah pentingnya berhusnudzon.
Jadi, inti dari tulisan ini, ushikum wa iyyaya nafsi bitaqwwallah.


Selasa, 18 Juli 2017

SEKADAR NOSTALGIA

Pemenang sejati bukan ia yang banyak mengukir prestasi, namun pemenang sejati adalah ia yang dapat mengendalikan nafsu dalam hati. Aku kembali menghela nafas panjang, dan menghembuskannya beberapa saat kemudian. Pena yang sedari tadi kugenggam, kugeletakkan dengan sedikit kasar. Entah hal apa tengah mengganggu mood baikku, sehingga sudah dua jam secarik kertas di hadapanku tak kunjung penuh dengan goresan tinta hitam, merangkai sebuah kalimat yang esok akan kukirimkan kepada seseorang.

Udara malam semakin menusuk hingga ke tulang, kembali pikiranku melayang, menghadirkan segenap bayang. Nurani membisik pelan, esok adalah muara dari cerita yang sekian lama kupendam sendirian. Seulas senyum pun mengembang. Kuambil pena, kemudian menuliskan kata demi kata di atas kertas yang tak bernoda.
***
"Da, minta tulisanmu dong, buat rubrik majalah." Pinta Afra seusai kuliah.
"Emangnya belum ada yang ngisi? Tapi adanya tulisan lama, aku belum bikin tulisan baru lagi." Kataku sembari memasukkan buku catatan ke dalam tas.
"Belum ada. Orang yang mau nyumbangin lagi izin pulang. Gak apa-apa deh, besok soalnya mau dikirim ke penerbit." Wajah Afra kini memelas.
"Yaudah, nanti aku kirim ke e-mail ya." Kataku sembari beranjak dari kursi.

Kupilah tulisan-tulisan yang dulu pernah mendapat juara saat aku kirimkan ke beberapa lomba. Sejenak aku termenung ketika membaca kembali tulisan-tulisan itu. Kok bisa ya dulu nulis kayak gini? Tanyaku dalam hati. Memori usang seakan kembali diputar, dan hanya berharap cita-cita itu takkan pernah pudar. 
***
"Gimana tulisan kamu? Udah jadi dikirim ke penerbit?" Ani, sahabatku kembali bertanya setelah dua hari aku mencurahkan segala keluh kesah kepadanya.
"Gak pd (percaya diri) aku. Udah gak bisa nulis lagi kayak dulu." Timpalku dengan raut wajah sedih.
"Ya elah, kirim aja dulu! Masalah hasil kan nanti belakangan." Ucap Ani menyemangati.
Lagi-lagi aku hanya menghela nafas berat.

Dua pekan aku mengirimkan karya-karya terbaik menurutku. Beberapa waktu lalu seorang penulis memotivasi dan mengoreksi naskah yang aku kirimkan kepadanya. Ada sedikit pencerahan setelah meninjau kembali masukan yang beliau berikan. Hatiku kembali berbisik pelan, jangan sampai impianmu tak lagi berkobar dan padam. Kini, hanya do'a dan kata "semoga" yang harus aku ucapkan. Ya, semoga tulisan itu dapat menjadi jariyah dan menuai berkah. Aamiin.

Ngawi, 19-07-2017
at 0.35 a.m